BANDUNG – Menyikapi posisi Indonesia sebagai wilayah rawan bencana, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 198 Mekarjaya menggelar kegiatan komprehensif tentang mitigasi dan simulasi tanggap darurat bencana gempa bumi. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya sekolah untuk meningkatkan kesiapsiagaan seluruh komunitas sekolah, mulai dari siswa, guru, hingga staf, dalam menghadapi skenario bencana alam yang mungkin terjadi.
Sebelum simulasi dilakukan, seluruh peserta mengikuti sesi edukasi mendalam mengenai mitigasi bencana. Sesi ini mencakup pengetahuan dasar tentang gejala gempa bumi, cara melindungi diri saat guncangan terjadi, serta pentingnya jalur dan titik kumpul yang aman.
Kepala SDN 198 Mekarjaya, Uus Kuswara, S.Pd., M.M.Pd, menyatakan bahwa edukasi adalah kunci utama. “Kegiatan ini bukan hanya tentang evakuasi cepat, tapi tentang menanamkan kesadaran dan pengetahuan ilmiah tentang mitigasi. Kita harus mendidik anak-anak agar tidak panik dan tahu apa yang harus dilakukan ketika bencana benar-benar terjadi,” ujarnya.
Materi mitigasi yang disampaikan meliputi:
- Aksi Lindungi Diri (Drop, Cover, and Hold On): Tata cara yang tepat saat gempa terjadi.
- Identifikasi Potensi Bahaya: Mengenali area rawan jatuhan atau reruntuhan di dalam dan sekitar kelas.
- Pentingnya Tas Siaga Bencana (Survival Kit): Barang-barang esensial yang harus disiapkan di rumah.
Puncak dari kegiatan ini adalah simulasi evakuasi skala penuh. simuasi dilakukan dengan alarm tanda bahaya yang dibunyikan.
- Siswa segera mempraktikkan aksi Drop, Cover, and Hold On di bawah meja dengan melindungi kepala mereka.
- Setelah guncangan dianggap selesai (ditandai dengan sirene kedua), guru dan staf memimpin siswa keluar dari gedung melalui jalur evakuasi yang telah ditetapkan. Proses evakuasi dilakukan dengan tertib tanpa saling dorong.
- Seluruh siswa berhasil mencapai titik kumpul aman di lapangan terbuka sekolah dalam waktu rata-rata 1 menit 15 detik
Di titik kumpul, guru segera melakukan penghitungan dan pengecekan kehadiran siswa untuk memastikan tidak ada yang tertinggal atau terluka.
Koordinator kegiatan mitigasi, Bapak Sandi Andriyana, S.Pd., menyoroti bahwa kegiatan ini penting untuk mengukur efektivitas rencana darurat sekolah.
“Simulasi ini memungkinkan kami mengidentifikasi kekurangan, misalnya area di mana perlu dipasang penunjuk arah tambahan atau jalur evakuasi yang mungkin terhalang. Tujuan kami adalah agar setiap siswa dapat mengevakuasi diri secara mandiri, mengurangi potensi kepanikan massal,” jelasnya.
Dengan adanya pelatihan dan simulasi berkala ini, SDN 198 Mekarjaya menunjukkan komitmen serius dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang aman dan siap siaga bencana, memastikan keselamatan komunitas sekolah adalah prioritas utama.






