Bandung, sdn198mekarjaya.sch.id – Workshop peningkatan kompetensi Guru Dalam Program Merdeka Belajar Melalui Pendekatan Disiplin Positif di SMP Negeri 19 Bandung Pada Tanggal 5 s/d 7 Juni 2023.
Kegiatan ini bertujuan menemukenali persepsi pembelajaran penting dari pengalaman pelaksanaan peran dan tanggungjawab sebagai guru dalam proses mendidik dan membina peserta didik, Menemukan pemaknaan baru dari pembelajaran penting untuk pelaksanaan peran dan tanggungjawab ke depannya sebagai guru dalam proses mendidik dan membina peserta didik.
Guru harus memahami bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh. Dan berkembang serta berhak atas perlindungan dan kekerasan dan deskriminasi, Kekerasan pada anak terus meningkat dalam sector Pendidikan sekolah dasar menduduki peringkat kedua setelah sekolah menengah pertama. Pada hasil assesmen nasional tahun 2021 menunjukkan bahwa hampir 24,4% mengalami perundungan. Untuk itu guru harus menyadari tanggungjawab guru dalam membina dan mendidik peserta didik dengan tepat guru harus mampu menggali potensi peserta didik karena kita tidak tau sebesar apa potensi yang dimiliki setiap peserta didik.
Salah satu cara memperlakukan anak dengan tepat adalah dengan pemenuhan kebutuhan perkembangan anak dengan dilandasi tahu, kenal dan pahami ciri, tahap dan tugas perkembangan anak, guru harus mampu mengetahui respon yang tepat terhadap perilaku tidak tepat peserta didik diantaranya :
- Ubah persepsi kita tentang perilaku tidak tepat peserta didik seperti kesalahan adalah kesempatan untuk belajar.
- Identifikasi faktor, alasan dan tujuan yang memepengaruhi perilaku tidak tepat peserta didik.
- Identifikasi perasaan kita dan respon anak
- Mengklarifikasi perilakunya.
Dalam workshop ini juga, narasumber memberikan cara bagaimana menangani perilaku tidak tepat peserta didik, tujuannya yaitu mengenal dan memahami konsep dasar pendekatan disiplin positif dalam membina pemikiran dan perilaku positif anak/peserta didik, Mengetahui dan memahami keterampilan utama dalam pendekatan disiplin positif berkaitan dengan menangani perilaku anak/peserta didik.
DISIPLIN POSITIF
Pendekatan yang memampukkan seseorang atau anak untuk memahami dan mengontrol perilakunya dengan kesadaran, bertanggung jawab atas tindakannya sebagai wujud menghormati dirinya sendiri dan orang lain upaya untuk menumbuhkembangkan pemikiran dan perilaku positif sepanjang hayat.
Guru menerapkan syarat dalam menerapkan “Konsekuensi logis berfokus solusi”
- Membangun hubungan sebelum mengoreksi
- Bertanya bukan memberi arahan atau menasehati
- Memberikan penguatan atau dorongan kepada peserta didik
Dalam kegiatan tersebut narasumber memberikan pemaparan terkait program Bandung Bagja sebagai salah satu solusi pencegahan tindak kekerasan yang memusatkan peran peserta didik, Mnjelaskan apa itu perundungan apa itu bullying dan mitos dan fakta tentang perundungan, mengenali jenis-jenis perundungan yang terjadi di sekolah dan lingkungan mereka serta membedakan pengalaman anak perempuan dan laki-laki, menumbuhkan empati terhadap siswa yang dirundung.
Selanjutnya narasumber menjelaskan tentang kepemimpinan dan komunikasi efektif yang bertujuan untuk karakter seorang pemimpin dan Teknik komunikasi yang asertif, memberikan respon dan terhadap konflik dengan tujuan agen perubahan menyadari keberpengaruhan mereka dan bagaimana bisa mulai mengubah perilaku mereka sendiri serta menanggapi situasi dengan cara yang lebih positif
Selanjutnya narasumber menjelaskan mengenai tentang membuat perubahan perilaku secara positif tujuannya mengembangkan perilaku yang positif, tentang bagaimana mengembangkan kesepakatan siswa anti perundungan tujuannya memahami perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan dan berfikir kritis dan membuat keputusan dan kesepakatan
Terakhir peserta diajak dalam praktik baik
- Praktik membuat penyebab perundungan yang terjadi dilingkungan sekolah.
- Praktik membuat pohon Submisif ( diri menderita ), Agresif (orang lain menderita), Asertif (semua puas).
- Praktik membuat kartu perilaku positif.
- Praktik membuat poster “kami akan” dan “kami tidak akan”.
Kegiatan ditutup dengan pengisian RTL (Rencana Tindak Lanjut) yang dilaksankan di sekolah masing-masing sesuai dengan jadwal yang direncanakan oleh peserta, pengisian Posttest dan penutupan oleh fasilitator.